Thursday 9 October 2008

Demokrasi atau Demo Crazy??

Hampir setiap hari aku nyanggong di depan komputer. Tanganku terus menekan biji-biji keyboard yang huruf-hurufnya mulai tak kelihatan, untuk menterjemahkan apa yang aku pikirkan, aku lihat, aku dengar dan aku rasakan.

Hari ini aku membuat tulisan ringan. Sebuah tulisan yang mudah-mudahan bisa jadi inspirasi bagi semua orang, sebagai pengetahuan sekaligus topik yang apik untuk dibahas.

Pesta Demokrasi pemilihan calon legislatif (caleg) segera dimuali. Begitu banyak wajah-wajah baru yang bermunculan, seperti cendawan dimusim hujan. Karena terlalu banyaknya, sampai-sampai sulit menentukan mana cendawan yang berkualitas dan yang keropos.

Di Provinsi Kepri, tempat aku berdomisili, jumah Daftar Caleg Sementara (DCS) yang diumumkan di media mencapai 3.299 orang. Bayangkan, jika semuanya lulus verifikasi, semua akan rebutan kursi yang jumlahnya hanya 220. Ah gila, pikir aku...!!

Inilah demokrasi itu? Atau ini justu akan berubah menjadi 'demo crazy'? Yang aku lihat ini baru yang terjadi di daerahku (Kepulauan iau). Entah berapa juta orang yang juga berambisi rebutan kursi-kusi yang katanya sangat 'terhormat' itu di Indonesia.

Sudahkan semuanya mempertimbangkan kemampuan pribadi masing-masing. Sudahkan semuanya menginstropeksi diri, layakkah dipilih oleh rakyat. Sudahkan memiliki visi dan misi, apa yang akan dipebuat untuk rakyat jika nanti diamanati menjadi wakil mereka.

Jangan bermimpi akan dipilih jika tak jelas visi serta misi. Janganlah mengedepankan kepentingan pribadi dengan menghalalkan segala cara demi memperebutkan kursi. Jangan nodai kursi yang terhormat hingga menjadi laknat.

Jaman sekarang aku yakin sudah tidak ada lagi rakyat yang bodoh, apalagi yang bisa dibodohi. Kalaupun ada sedikit sekali, karena semuanya sudah sekolah, dan bahkan sekarang sekolah sudah gratis hingga kepelosok-pelosok negri.


Meski semuanya sudah pintar, namun masyarakat masih banyak yang sulit untuk menolak tawaran rupiah. Money politik inilah yang sulit dibendung, karena meskipun pintar, tapi masih banyak masyarakat yang lapar. Dan tak sedikit masyaakat yang menjual kepintarannya demi menutupi rasa laparnya.

Begitu banyak partai politik, banyak pula calegnya. Sementara kusi yang diperebutkan minim sekali. Mari kita sama-sama berdoa untuk pesta demokrasi di Indonesia agar jangan berbalik menjadi pesta 'demo crazy'. Kita harus tetap menegakkan bangsa ini sebagai Negara Republik Indonesia, dan bukan Negara 'Republik Mimpi'.

Pada dasarnya semakin banyak figur yang mencalonkan diri, maka akan semakin banyak pula kesempatan untuk memilih figur yang berkualitas. Demokrasi yes! demo crazy no!!!!


No comments:

New Entri

Lai Ba Ju

Jam 06.45 WIB, bel sekolah SD Impian baru saja dibunyikan. Para siswa dan siswi dari kelas 1 hingga kelas 6 segera berbaris didepan kelas m...