Diacuhkannya emosi sang Surya,
yang menampar dan mencambuk dengan bengis..
Dielusnya semangat dengan butiran-butiran keringat,
sambil membisikkan harapan kepada diri sendiri..
Disapanya dengan tulus jabatan aspal yang membara,
yang setia membakar asa di kaki telanjangnya..
Adalah tontonan terindah melihat belatung-belatung menari erotis..
Lalat-lalat besenandung dengan komposisi tidak lagi Do, Re ataupun Mi..
Tidak dinikmati dari bar ke bar atau cafe ke cafe..
Tapi dari tempat pembuangan sampah yang satu ke yang lain..
Sekarung harapan menggembol dipunggung Pengemis Jalanan...
Dikumpulkannya sisa-sisa masa depan orang lain untuk keluarga..
Untuk sekolah anak, untuk asap dapur agar tetap mengepul
dan untuk menyogok kehidupan..
Dekil, kusam, lusuh, kumuh dan bau tubunyah..
Sunggingan senyum tetap terlontar walau tidak ada yang membalas..
'Setidaknya aku senyum untuk dunia ini' ujarnya..
Tuesday 25 November 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
New Entri
Lai Ba Ju
Jam 06.45 WIB, bel sekolah SD Impian baru saja dibunyikan. Para siswa dan siswi dari kelas 1 hingga kelas 6 segera berbaris didepan kelas m...
-
Dinginnya gelap malam..... Berselimut kabut kelam.... Awanpun murung enggan tersenyum.. Angin bertiup kencang... Menghembus arwah-arwah....
-
Oleh: Basoruddin Subandi Aku ingin tertawa jika ingat kejadian malam itu. Kakiku yang masih dalam keadaan sakit dipaksa ikut jalan-jalan ole...
-
Demi sebuah cita yang masih tertnggal dipuncak harapan... Demi sebuah kebenaran yang masih diselimuti tabir kegelapan... Demi sebuah cahaya ...
No comments:
Post a Comment