Saturday 7 June 2008

Lubang-Lubang Nakal di Jalanan Tanjungpinang


Oleh: Basoruddin Subandi

Matahari pagi menyapa sembari memberi motifasi masyarakat Tanjungpinang pagi kemarin. Pelajar, mahasiswa, pengojek, penjual sayur, sopir angkot, pegawai tingkat rendah hingga pejabat-pejabat hebat Pemko Tanjungpinang maupun pejabat Pemprov Kepri yang berdomisisli di kota '15 Batu' itu terlihat lalu lalang dijalan Raya. Mereka berlomba-lomba memburu rejeki sebelum habis dipatuk ayam.

Rudi Hartono seorang warga yang berdomisili di Batu 7 Kelurahan Melayu Kota Piring, Kecamatan Tanjungpinang Timur tidak mau kalah cepat dengan mereka. Dia berharap pagi kemarin menjadi awal yang penuh berkah untuk menjalankan usahanya sebagai penjual sayur dan lauk-pauk yang sudah dimasak kepada beberapa pelanggan tetapnya.

Dengan gagah Rudi membaur dalam kesibukan lalu-lalang kendaraan di jalan raya sambil membawa kepentingan yang jelas berbeda dengan yang lainnya. Mocin (sebutan keren untuk Motor Cina) yang dia kendarai, dipaksa untuk ngebut sampai keluar asap hitam. Jika Mocin tersebut mampu bicara, mungkin dia akan curhat kalau sudah tidak sanggup mengikuti keinginan Rudi. Motor itu terlihat renta dan jarang di service pula. velgnya tampak mulai karatan dan kaca sepionya hanya disebelah kanan saja, itupun sudah tinggal separo.

Rudi tak perduli, dipacunya motor bebek warna merah sambil menyalip beberapa kendaraan pejabat yang melenggok tenang tanpa beban. Satu, dua hingga tiga kendaraan berhasil dia salib. Naasnya, saat dia akan menyalib kendaraan berikutnya, Rudi diahadang sebuah lubang ditengah jalan, persis di Batu 9 depan Bintan Centre.

Secara hitungan matematik, Rudi tidak mungkin 'ngerim' atau berhenti mendadak. Jarak lubang yang ada didepannya cukup dekat, sementara kecepatan motornya lumayan tinggi. Cara yang mungkin bisa dilakukan Rudi untuk menghindari lubang mungkin dengan membanting setir kekiri atau kekanan. Sayangnya cara itu tidak mungkin dilakukannya karena dari arah berlawanan sebuah mobil Kijang Innova berada tepat disebelah kanannya, sementara sebuah lory (truk) sampah hanya berjarak sekitar dua meter saja dibelakangnya agak kekiri.

Rudi tidak punya pilihan. Satu-satunya jalan dia harus melewati lubang itu. Sambil berkerenyit dia berharap lubang 'nakal' yang menghadangnya itu tidak dalam. Siapapun yang melihat lubang tersebut jelas akan menghindarinya. Didalamnya tergenang air berwarna coklat bercampur lumpur. Diangkatnya kedua kaki tinggi-tinggi hingga sejajar dengan jok motor kesayanagnnya yang kabarnya kreditnya tinggal beberapa bulan lagi.

Saat kedua ban motor masuk kedalam lubang, guncangan hebatpun terjadi. Bersamaan dengan itu air didalam lubang muncrat kemana-mana. sebuah motor Vario yang ditumpangi dua orang pegawai rendahan Pemprov Kepri kecipratan air berlumpur. Sepasang pegawai itu memaki habis-habisan Rudi karena seragam kerjanya basah dan kotor. Rudi dinilainya telah bertindak sembrono dan tidak berhati-hati. Berbagai umpatan dikeuarkan untuk memaki Rudi. Jika di jaman Barbarian mungkin Rudi sudah dibunuhnya.

Rudi buru-buru nginjak remnya, berhenti dan berlari, tapi bukan menghampiri kedua pegawai itu. Dia bergegas memungut sayur-mayur dan lauk-pauk yang akan dia jual. Dagangan yang dia bonceng di jok belakang saling berpelantingan saat terjadi guncangan hebat barusan, bahkan dua bungkus sambal ikan tongkol pesanan pelanggannya tidak bisa dijual lagi karena gepeng dilindas transpot.

"Pengalaman apes saya hari ini. Maksud saya mau buru-buru biar dagangan saya cepat habis dan siangnya saya bisa kerja yang lain. Ee, malah dapat musibah gara-gara lubang itu," keluh Rudi sambil menunjuk lubang yang menganga seperti menertawainya seraya membersihkan bungkusan plastik yang dia pegang.

Untungnya, kedua pegawai itu tidak melanjutkan emosinya. Sebagai pegawai, keduanya tampaknya ingin menunjukkan sikap bijaksana dan bukan sikap orang Barbar. Sebelumnya Rudi sempat minta maaf atas ketidak sengajaannya. Namun pengguna jalan lainnya setidaknya berterimakasih juga kepada Rudi karena secara tidak langsung dia menunjukkan ada lubang menganga dijalan itu dan cukup berbahaya. Lubang itu persis berada didepan gerbang Bintan Centre.

Seluruh masyarakat Tajungpinang dihimbau untuk ekstra berhati-hati. Karena 'Kota Berbatu' Tanjungpinang yang terdiri dari Batu 1 hingga Batu 15 itu telah dipenuhi lubang-lubang nakal disepanjang jalannya. Tidak ada satu Batu pun yang jalannya bebas dari lubang. Kemarin Rudi, bisa jadi anda korban berikutnya.

Peringatan juga untuk Pemko Tanjungpinang, jalan di Ibukota Provinsi Kepri itu sudah terlalu banyak lubangnya. Tak terhitung lagi masyarakat dan pendatang yang jadi korban. Bagaimana jadinya jika ternyata turis yang jadi korban, atau pengusaha-pengusaha asing yang ingin berinvestasi di Kota berbudaya ini.****

New Entri

Lai Ba Ju

Jam 06.45 WIB, bel sekolah SD Impian baru saja dibunyikan. Para siswa dan siswi dari kelas 1 hingga kelas 6 segera berbaris didepan kelas m...